Daftar Isi
Ik Onkar, juga ditulis sebagai Ek Onkar, adalah frasa yang menguraikan salah satu prinsip terpenting Sikhisme. Hal ini dapat dilihat di kuil-kuil Sikh dan bahkan ditampilkan sebagai kata-kata pertama dari Mul Mantar, kata-kata pembuka dari kitab suci agama Sikh. Ik Onkar adalah sebuah kalimat yang dihormati. Simbol Sikh dan frasa. Inilah alasannya.
Asal-usul Ik Onkar
Ik Onkar menarik karena pada awalnya bukan sebuah simbol. Ik Onkar menjadi simbol dari waktu ke waktu sebagai representasi dari keyakinan fundamental utama dalam agama Sikh. Untuk menghargai Ik Onkar, kita perlu memahami bagaimana Ik Onkar berasal dan menjadi kata-kata pertama dari Mui Mantar, yang dikreditkan kepada Guru Nanak, pendiri Sikhisme.
Guru Nanak, setelah mendengar panggilan Tuhan untuk menjangkau umat manusia saat mandi di sungai pada tahun 1487 Masehi, menghabiskan tiga dekade berikutnya untuk memproklamirkan doktrin barunya. Guru Nanak menguraikan bahwa semua manusia terhubung secara ilahi karena mereka semua adalah anak-anak dari Makhluk Tertinggi yang sama. Dengan demikian, semua orang setara tanpa ada kelompok yang lebih baik dari yang lain. Hanya ada Satu Tuhan Yang Maha Esa dan itulah yang disebut Ik Onkar.menekankan pada Mui Mantar.
Ik Onkar menekankan gagasan tentang satu Pribadi Tertinggi. Ik Onkar memperkuat pandangan bahwa pembagian seperti kasta, bahasa, agama, ras, jenis kelamin, dan kebangsaan, tidak diperlukan karena kita semua menyembah Tuhan yang sama. Ik Onkar menandakan gagasan bahwa semua umat manusia adalah satu dan semua orang adalah sama. Ik Onkar dapat dianggap sebagai simbol persatuan yang tak terputus dan tak terhalang di antara semua hal dan semua orang.
Penafsiran lain, dengan melihat konstruksi Ik Onkar, berasal dari tiga huruf yang menyusunnya:
- Ek - yang menunjukkan "satu"
- Om - surat untuk Tuhan atau ekspresi dari realitas tertinggi dan kesadaran ilahi
- Kar - tanda vertikal di atas Om.
Bersama-sama, ini melambangkan waktu yang tidak terbatas, kontinuitas, dan sifat Tuhan yang mahahadir dan kekal. Sekali lagi, kita menemukan bahwa Ik Onkar terlihat untuk menunjukkan doktrin dan kepercayaan akan satu Tuhan yang hadir melalui semua ciptaan. Ada berbagai cara untuk mengalami satu Tuhan, tetapi hasilnya sama.
Makna yang Lebih Dalam
Namun, gagasan di balik Ik Onkar meluas ke bagaimana kita memperlakukan satu sama lain. Jika kita melihat satu sama lain sebagai bagian dari Ilahi, tanpa pemisahan oleh faksi-faksi agama, maka Ik Onkar melambangkan cinta kasih dan penerimaan yang kita tunjukkan terhadap satu sama lain.
Kita semua dipersatukan secara ilahi, bukan hanya dengan Tuhan tetapi juga dengan umat manusia. Tuhan mengasihi kita semua secara setara, jadi kita juga harus menunjukkan kasih yang sama.
Juga, simbol Ik Onkar dipandang sebagai perisai perlindungan ilahi, menjaga Anda dari bahaya dan kejahatan. Ini juga mewakili gagasan bahwa memiliki akses ke satu Tuhan yang bertanggung jawab atas semua realitas, dapat membawa kedamaian, keharmonisan, dan kesuksesan yang Anda inginkan untuk hidup Anda.
Menggunakan Ik Onkar Sebagai Pernyataan Mode
Ik Onkar digunakan di kuil-kuil Sikh serta beberapa rumah Sikh sebagai bukti kepercayaan mereka pada Satu Tuhan Yang Maha Esa, sehingga tidak mengherankan jika Anda dapat menemukan liontin, pakaian, dan tato Ik Onkar sebagai cara yang sama untuk menyatakan keyakinan seseorang.
Sebagai item fashion, ini juga dapat berfungsi sebagai pengingat akan berkat ilahi yang diberikan kepada Anda dalam hidup Anda.
Namun demikian, karena Ik Onkar adalah simbol keagamaan yang dapat dikenali dan merupakan aspek dari budaya Sikh, maka penting untuk mengenakan simbol tersebut dengan menghormati maknanya.
Ada orang-orang yang tidak menyukai gagasan menggunakan Ik Onkar sebagai item fashion karena mereka mengklaim bahwa perilaku orang yang berjalan-jalan dengan simbol ini tidak sesuai dengan gaya hidup religius yang taat yang mereka klaim mewakili.
Pembungkusan
Sejak abad ke-15, Ik Onkar telah menjadi simbol yang bertindak sebagai pengingat akan persatuan yang kita miliki dengan yang ilahi dan dengan satu sama lain. Ini mengingatkan kita untuk tidak saling menghakimi, tetapi untuk menerima dan mencintai satu sama lain.